Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Wirausaha
Selamat datang di Spiritz Motivasi. Silahkan lihat-lihat.. Jangan lupa tinggalin komentarnya, juga isi buku tamunya. okeee. Terima kasih

Join The Community

Fasilitas Menjamin Kesuksesan?


Ada yang bilang masyarakat Indonesia sudah cukup diberi motivasi, mereka butuh saran, fasilitas atau saran untuk mencapai sukses.
Orang bisa sukses bukan karena fasilitas mereka yang cukup untuk mencapai kesuksesan mereka. Tapi karena impian, tekad, kemauan dan kerja keraslah yang menuntun mereka sampai ke puncak.
Tanpa itu semua, sebesar apapun fasilitas yang diberikan, akan menjadi sia-sia belaka, dan menjadi orang kebanyakan.
Mari kita lihat contohnya.
Buku Harry Potter membuat sang penulis, JK Rowling menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$ 798 million (Rp. 7,9 triliun).
Padahal sebelumnya ia masuk dalam kategori orang miskin yang layak mendapat santunan.
Saat mengetik naskah pun ia harus mengetik menggunakan mesin tik tua, karena tidak mempunyai computer. Bahkan, karena tak punya uang untuk foto kopi, ia harus mengetik ulang naskahnya beberapa kali agar bisa diserahkan ke beberapa penerbit.
Bahkan ia menerima berbagai penolakan dari pihak penerbit, sebelum akhirnya buku Harry Potter meledak dipasaran.
Ini membuktikan dengan minimnya fasilitas bukan jaminan untuk tidak sukses. JK Rowling telah membuktikannya dengan sikap pantag menyerah dan kerja keras yang luar biasa.
Masih kurang contoh. Mari kita ikuti pergelaran Piala Asia 2007. Timnas Irak, yang saat itu negaranya sedang porak poranda akibat perang, tidak mempunyai uang untuk dana operasional sehingga persiapan mereka dibiayai oleh Asian Football. Sedangkan untuk gaji pemain tidak jelas bagaimana perjanjiannya, sehingga tidak ada jaminan akan mendapat bayaran atau tidak.
Saat latihan pun mereka ke Jordania, karena mereka tidak punya tempat latihan yang layak, dan satu-satunya yang mungkin layak meiliki resiko yang besar.
Masalah belum selesai, pelatih belum bisa membentuk tim yang solid, karena beberapa pemain yang berbeda etnis dan agama tidak mau berbicara satu sama lain.
Setelah lama berinteraksi dan sadar akan pentingnya peran mereka untuk membangkitkan semangat bangsa, mereka baru bersatu.
Sekalipun tanpa fasilitas pendukung yang lengkap, sekalipun tanpa kejelasan gaji, timnas Irak tampil memukau.
Mereka berhasil melibas tim bertabur bintang, Australia di perempatfinal, dan menaklukkan tim kuat Korea Selatan di semifinal dan melaju ke final.
Kemenangan di semifinal ini disambut suka cita rakyat Irak, sayangnya sebuah bom meledak di tengah kerumunan yang menewaskan 50 orang.
Peristiwa tragis ini justru membangkitakn semangat juan mereka bertanding di final. Tim ini semakin bersatu dan bertekad menang, karena mereka sadar kemenangan mereka bisa menjadi semangat baru bangsanya dan mereka tidak ingin kematian para korban menjadi sia-sia.
Akhirnya dengan semangat baja, di partai final timnas Irak berhasil mengalahkan Arab Saudi yang merupakan juara tiga kali Piala Asia. Timnas Irak berhasil menjadi juara Piala Asia 2007, bahkan salah satu pemainnya memegang top scorer.
Sekarang mari kita lihat Negara kita tercinta, Indonesia. Dengan kekayaan yang dimiliki negeri ini, baik kekayaan dari hasil laut, perkebunan, pertambangan, dan kekayaan yang lainnya, membuat Indonesia masih menjadi Negara berkembang. Padahal Negara kita ini hampir memiliki segalanya yang nyaris dimiliki Negara lain.
Sedangkan Singapura yang luas negaranya hanya 400 km2 (cuma seper tiga ribu luas Indonesia yang mencapai 1.922.570 km2) dan tidak memiliki sumber daya alam apapun (hanya memiliki sumber daya manusia) menjadikan Singapura sebagai salah satu Negara terkaya di dunia
Sekali lagi ini membuktikan, tanpa uang, fasilitas, ataupun berbagai kekuatan material lainnya tidak menjanjikan untuk tidak sukses. JK Rowling, Timnas Irak dan Singapura telah membuktikannya. Dan Indonesia pun telah membuktikan dengan kekayaan tidak menjamin untuk aman di puncak kesuksesan.
Memang mudah menyalahkan fasilitas, karena fasilitas adalah benda mati yang hanya diam dan tidak akan membantah kita. Sayangnya ketika kita selalu menyalahkan fasilitas, kita justru terjebak untuk tidak memperbaiki diri.
Orang sukses akan mencari jalan bagaimana caranya bisa menghasilkan prestasi yang maksimal dengan fasilitas yang ada. Jadi yang ada di pikiran mereka adalah menang atau sukses terlebih dahulu, tanpa peduli fasilitasnya.
Orang dengan mental pecundang, ketika melihat minimnya fasilitas akan pasrah dan meyakini bahwa mereka tidak mungkin menang dengan fasilitas yang ada.
Jadi bukan fasilitas yang membuat kita menang atau kalah dalam persaingan tapi mentalitas.

Download catatan ini
hanya beberapa detik saja 

0 komentar:

Posting Komentar