Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Wirausaha
Selamat datang di Spiritz Motivasi. Silahkan lihat-lihat.. Jangan lupa tinggalin komentarnya, juga isi buku tamunya. okeee. Terima kasih

Join The Community

Burung dan Cacing


                Kita lihat burung keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya ke mana dan di mana ia harus mencari makanan yang diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus puasa. Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus berpuasa.
                Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak mempunyai kantor yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri.

                Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke dalam sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih racun untuk mengakhiri penderitaannya. Kita lihat burung tetap optimis akan rezeki yang dijanjikan Allah.
                Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada di atas dan di lain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kelaparan.
                Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, hewan ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati.
                Tapi kita lihat, dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari rezeki. Tidak pernah pula kan, kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.
                Sekarang kita lihat manusia.kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah lebih canggih.
                Tetapi kenapa manusia yang di bekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulihatn yang dihadapi? Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa. Sepertinya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing

Download catatan ini 

0 komentar:

Posting Komentar